Minggu, 31 Juli 2022

Tingkat Stres Mahasiswa Kedokteran di Beberapa Negara, Indonesia Cukup Tinggi



Riset lebih dahulu menimpa tekanan pikiran pada mahasiswa Medis telah sempat dicoba di sebagian Universitas. Riset dicoba pada salah satu Fakultas Medis di Inggris oleh Firtth( 2004) mengaitkan 165 mahasiswa Medis menampilkan prevelansi tekanan pikiran 31, 2%, setelah itu terdapat 3 riset di Asia menampilkan hasil selaku berikut : 

( 1) Di Pakistan dengan 161 mahasiswa menampilkan hasil 30, 84%( Shah, 2010).

( 2) Di Thailand dengan 686 partisipan menampilkan prevalensi tekanan pikiran mahasiswa Medis merupakan 61, 4%( Saipanish, 2003)

( 3) Di Malaysia dengan 396 partisipan prevalensi tekanan pikiran mahasiswa Fakultas Medis merupakan 41, 9%( Sherina, 2004) 

(4) Riset tentang tekanan pikiran pada mahasiswa Medis pula sempat dicoba di salah satu Universitas di Indonesia oleh Carolin( 2010) dengan ilustrasi 90 mahasiswa Medis serta diperoleh cerminan tingkatan tekanan pikiran sebesar 71%. Secara totalitas prevalensi tekanan pikiran pada mahasiswa Medis masih lumayan besar ialah berkisar 30- 70%. Perihal ini diperkuat dengan riset yang dicoba oleh Legiran, Aziz serta Bellinawati( 2015) terhadap 240 mahasiswa Fakultas Medis Universitas


Muhammadiyah Palembang. Hasil riset tersebut menampilkan kalau mahasiswa yang berdomisili tidak bersama orang tua hadapi tekanan pikiran sebanyak 24, 6% serta yang tidak hadapi tekanan pikiran sebanyak 23, 8%. Begitupun dengan Mahasiswa yang mengikuti try out ukom gratis dan tidak.


Proses belajar mengajar mahasiswa Medis nyatanya banyak hadapi kendala- kendala yang dialami sepanjang proses belajar yang bisa menimbulkan tekanan pikiran mulai dari aspek internal ataupun aspek eksternal bila mahasiswa tidak bisa menanggulangi kendala- kendala yang terdapat hingga hendak berakibat negatif ialah menyusutnya konsentrasi serta berkurangnya pemusatan atensi sepanjang kuliah, penyusutan atensi, demotivasi diri apalagi bisa memunculkan sikap yang kurang baik semacam tiba terlambat kuliah, malas kuliah setelah itu bolos, merokok, minum- minuman beralkohol serta sebagainya. Tekanan pikiran merupakan keadaan yang menampilkan tekanan raga serta psikis akibat tuntutan dalam diri ataupun area. Orang bisa dikatakan tekanan pikiran kala hadapi sesuatu keadaan terdapatnya tekanan dalam diri serta area( Nevid, 2005).


Timbulnya banyak kasus akademik pada mahasiswa Medis yang diakibatkan oleh stressor- stressor, semacam banyaknya tugas, praktikum, asistensi, skill lab, tes materi menuntut mahasiswa wajib bisa membagi waktu dengan baik. Perihal tersebut membuat mahasiswa Medis mempunyai beban serta tekanan yang lumayan berat, sehingga membuat mahasiswa Medis wajib mempunyai sebagian metode buat menanggulangi kasus yang dialami. Penyusutan tekanan pikiran bisa dicoba dengan metode coping stress. Santrock,( 2005) berkomentar coping stress merupakan sesuatu metode buat menanggulangi suatu yang membebani dalam diri orang, memperluas usaha buat membongkar permasalahan hidup serta berupaya merendahkan serta menanggulangi tekanan pikiran yang dirasakan.


Coping stress bertujuan buat kurangi tekanan pikiran yang lagi mahasiswa Medis natural, baik yang dipengaruhi oleh pengalaman kurang baik yang bisa memunculkan tekanan pikiran ataupun respon psikis serta raga berbentuk perasaan ketidaknyamanan, ataupun kondisi lagi tertekan oleh permasalahan yang dialami. Lazarus& Folkman( 1984) berkomentar kalau coping stress mempunyai 2 berbagai ialah yang awal merupakan problem focused coping, merupakan sikap coping buat kurangi tekanan pikiran, orang hendak menanggulangi perkaranya dengan menekuni metode baru ataupun memohon komentar orang lain buat menuntaskan perkaranya, setelah itu yang kedua merupakan emotional focused coping, ialah berorientasi dengan aksi yang menghindar dari kasus tersebut. Orang lebih melarikan diri dari permasalahan dengan membayangkan seandainya dia terletak pada suasana yang mengasyikkan. Pengurangan beban permasalahan pada orang ini merupakan dengan menolak buat merenungkan sesuatu permasalahan serta berperan semacam tidak terjalin apa- apa.( Andrew, 2015) Mengemukakan kalau problem focused coping merupakan sikap koping yang pas serta efisien, salah satunya dengan kurangi secara langsung permasalahan yang mencuat serta tidak menjauhi permasalahan tersebut.

Baca Juga : Tingkat Kelulusan Uji Kompetensi

Kenyataannya mahasiswa Medis mempunyai problem focused coping yang rendah perihal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang telah dicoba. Bersumber pada hasil wawancara mahasiswa Medis Universitas Islam Sultan Agung( UNISSULA) melaporkan:


    Subjek I

    ‘’ ya kadangkala ngrasa bosen sih, jenuh pusing kalo lagi padat jadwalnya ditambah banyak tugas         mba. Kadangkala jam tidurku jadi menurun berangkat pagi kembali sore malamnya masih dikejar-         kejar deadline tugas, hingga kurang ingat makan kadangkala pula jadi gak doyan makan serta gak         tidur saat sebelum tugas- tugasnya kelar seluruh, kalo udah gitu umumnya saya jalur sama temen apa      sm pacar ke mall belanja, nonton bioskop apa nangkring, kalo terdapat libur dikit ya langsung                 liburan yg agak jauh dikit menikmati panorama alam gitu sih sangat mba...’’


    Subjek II

    ’ waktu awal- awal belum dapat ngatur waktu mba hingga keteteran bimbang antara untuk waktu             buat ngerjain tugas, tes materi, praktikum skill lab dll hingga kadangkala weekend tetep masuk kalo      terdapat kuliah pengganti. Sempet sakit pula gara- gara kecapekan saking padat agenda kuliahnya         ditambah pusing dengan banyak tugas yg wajib lekas dituntaskan, belum lagi kalo terdapat                     permasalahan yang lain sama keluarga di rumah kian tambah mumet mba, ya kadangkala sangat aku      kalo udah gitu saya pake rehat aku tinggal tidur aja mba supaya gak kian pusing mikirin terus sama         sangat beli jajanan macemmacem kesuakannku buat ngemil haha…’’


    Subjek III


    ‘’…pernah ngerasa hingga bener- bener di titik jenuh dapat dikatakan tekanan pikiran jg sih mb gara-      gara kuliah, hingga gak terdapat waktu buat main ataupun berangkat jalan- jalan bareng temen-             temen. Kadangkala iri liat temen fakultas lain santai banget kuliahnya seperti gak terdapat beban             serta dikejar- kejar tugas. tetapi ya ingin gimana lagi ya mba udah terlanjur masuk FK ya kokoh gak      kokoh wajib tetep dijalani, kalo terdapat permasalahan kuliah sangat aku nemuin temen terus cerita        sangat abis itu saya diajakin jalan- jalan, apa nangkring ke cafĂ© ngopi- ngopi sama ngemilngemil           gitu lah, itung- itung refreshing dikit hehe…’’


Bersumber pada wawancara tersebut bisa dikenal kalau mahasiswa Medis hadapi banyak hambatan serta permasalahan yang dialami sepanjang belajar yang membuat mahasiswa tekanan pikiran, tetapi tidak seluruh mahasiswa Medis memakai problem focused coping buat menuntaskan permasalahan yang terdapat. Tekanan pikiran ialah perihal yang wajar yang dirasakan oleh orang serta tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan, tekanan pikiran membuat orang berpikir keras serta berupaya keras dalam menuntaskan sesuatu kasus ataupun rintangan selaku wujud reaksi.


Salah satu kenyataan yang bisa pengaruhi mahasiswa melaksanakan problem focused coping merupakan sokongan sosial, sebab area memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan mahasiswa Medis. Mahasiswa tidak lagi cuma berhubungan dengan orangtua di rumah serta sahabat di akademi besar namun pula mulai menjalakan ikatan dengan orang- orang berusia di luar area rumah serta di akademi besar. Sokongan sosial sahabat diseleksi sebab dalam aktivitas tiap hari mahasiswa banyak menghabiskan waktu dengan sahabat. Sokongan sosial hendak membuat orang lebih yakin diri, menerima realitas, serta berpikir positif. Sokongan sosial bisa tingkatkan metode seorang mengalami ataupun membongkar permasalahan serta pengurangan respon tekanan pikiran lewat problem focused coping.


Gottlieb melaporkan kalau sokongan sosial ialah nasihat ataupun data verbal ataupun non verbal, aksi nyata yang diberikan seorang serta memiliki khasiat emosional ataupun dampak sikap untuk pihak penerima. Mahasiswa medis dapat memperoleh sokongan sosial dari bermacam sumber, baik itu orangtua, keluarga, sahabat dekat, ataupun apalagi dari orang- orang dekat yang dikira berarti. Periset memilah sokongan sosial dari sahabat karena banyak dari mahasiswa Medis merupakan mahasiswa perantau yang jauh dari orang tua serta keluarga. 

Mahasiswa Medis pula lebih kerap berhubungan serta menghabiskan waktu beraktifitas dengan sahabat dibanding dengan keluarga. Sokongan sosial yang didapatkan dapat dalam wujud atensi emosional, dorongan instrumental, ataupun dorongan data. Coben, dkk sokongan sosial bisa menolong orang buat menanggulangi tekanan pikiran, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Hingga dari itu sokongan sosial diperlukan mahasiswa Medis buat menanggulangi tekanan ataupun selaku problem coping stress.


Riset yang dicoba Fara Sofah Intani serta Endang R Surjaningrung dengan judul‘’ coping strategy’’ pada Mahasiswa Salah Jurusan’’ menampilkan hasil kalau coping stress paling utama problem focused coping lebih efisien terhadap pengurangan maupun penyelesaiaan konflik dibanding dengan emotion focued coping. Perihal ini disebabkan mahasiswa merasa mempunyai keahlian buat bisa mengatur lingkungannya serta mengalami konflik lebih besar di masa yang hendak tiba.


Riset diperkuat dengan menampilkan kalau sokongan sosial bisa pengaruhi problem focused coping. Hasan& Ruwaidah memberi tahu kalau ada ikatan yang positif antara sokongan sosial serta coping stress.. Riset yang dicoba oleh Sakti pula menampilkan sumbangan relatif coping stress terhadap motivasi belajar sebesar 55, 85% serta sumbangan relatif sokongan sosial terhadap motivasi belajar sebesar 29, 5%. Sumbangan efisien coping stress terhadap motivasi belajar sebesar 22, 34% serta sumbangan efisien sokongan sosial terhadap motivasi belajar sebesar 11, 8%. Hasil tersebut menampilkan terdapatnya ikatan yang signifikan antara coping stress serta sokongan sosial dengan motivasi belajar pada anak muda yang orang tuanya berpisah. Oleh sebab itu, periset tertarik mau mempelajari seberapa besar ikatan antara sokongan sosial sahabat dengan problem focused coping pada mahasiswa Fakultas Medis di Universitas Islam Sultan Agung( UNISSULA) Semarang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pentingnya Profesi Apoteker di Indonesia

Profesi apoteker merupakan salah satu profesi yang sangat penting di Indonesia , terutama dalam sektor kesehatan. Apoteker adalah orang yang...